Pertumbuhan Penduduk
Perkembangan Penduduk Dunia
Manusia diperkirakan hidup di dunia
sudah sekitar dua juta tahun yang lalu. Pada waktu itu jumlahnya masih sangat
sedikit. Bahkan pada 10.000 tahun sebelum masehi, penduduk dunia diperkirakan
baru sekitar 5 juta jiwa.
Namun demikian, pada tahun pertama
setelah masehi, jumlah penduduk dunia telah berkembang hampir mencapai 250 juta
jiwa. Dari tahun pertama setelah masehi, sampai kepada masa permulaan revolusi
industri di sekitar tahun 1750, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat
menjadi 728 juta jiwa. Selama 200 tahun berikutnya (1750 – 1950) tambahan
penduduk sebanyak 1,7 milyar jiwa. Tetapi dalam 25 tahun berikutnya (1950 –
1975), ditambah lagi dengan 1,5 milyar jiwa, yang jika dijumlahkan seluruhnya
pada akhir tahun 1975 telah mencapai hampir 4 milyar jiwa.
Pada
tahun 1986, populasi dunia sudah mendekati angka 5 milyar.
Pada
tahun 2005 jumlah penduduk dunia sudah mencapai angka 6,45 milyar.
Sumber: Duran (1967), Todaro (1983), UN
(2001), UN (2005)
|
Dari
pertambahan absolut populasi dunia ini, dapat dikemukakan bahwa sejak tahun
1650 Masehi sampai tahun 2005 Masehi, rata-rata pertambahan penduduk dunia
persatuan waktu adalah sebanyak 16,63 juta orang pertahun.
Penggandaan penduduk
dunia
Berdasarkan table diatas diketahui
bahwa pertumbuhan penduduk semakin cepat. Begitu pun dengan penggandaan
penduduk yang jangka waktunya makin singkat. Cepatnya
pertambahan
penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut:
TAHUN
|
PENDUDUK
DUNIA
|
TAHUN
PENGGANDAAN YANG DIBUTUHKAN
|
800 SM
|
5JUTA
|
-
|
1650
|
500 JUTA
|
1500 TAHUN
|
1830
|
1
MILYARD
|
180
TAHUN
|
1930
|
2
MILYARD
|
100
TAHUN
|
1975
|
4
MILYARD
|
45 TAHUN
|
Sumber : Ehrlich, Paul, R, el al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
.
Dari tabel
diatas, dapat diambil bahwa dari tahun 1830-1930 pada kurun waktu 100 tahun mengalami
penggandaan penduduk, sedangkan dari tahun 1930-1975 pada kurun waktu hanya 45
tahun telah mengalami penggandaan. Ini menunjukkan bahwa penggandaan semakin
cepat berlangsung.
Rumus Tingkat Kematian Kasar &
Halus
Rumus Tingkat Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu disuatu wilayah tertentu.
Ada
pun rumusnya sebagai berikut :
Rumus:
CDR = D/P x K
Dimana
:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Umumnya
data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada satu tahun tertentu” maka jumlah
dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun
berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk
tengah tahun.
Rumus
Tingkat Kematian Khusus
Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Rumus:
ASDRx = Dx/Px x 1000
Dimana
:
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
Angka Kelahiran
Dalam demografi, istilah tingkat kelahiran atau crude
birth rate (CBR) dari suatu populasi adalah jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun.
Secara matematika, angka ini bisa dihitung dengan rumus
CBR = n/((p)(1000)); di mana n adalah jumlah kelahiran pada tahun tersebut dan
p adalah jumlah populasi saat penghitungan. Hasil penghitungan ini digabungkan dengan tingkat kematian untuk menghasilkan angka tingkat
pertumbuhan penduduk alami (alami
maksudnya tidak melibatkan angka perpindahan penduduk (migrasi).
Indikator lain untuk
mengukur tingkat kehamilan yang sering dipakai adalah:
- Rata-rata jumlah anak yang
terlahir bagi tiap wanita dalam hidupnya.
Secara umum, tingkat kehamilan total adalah indikator
yang lebih baik untuk tingkat kehamilan daripada CBR, karena tidak terpengaruh
oleh distribusi usia dari populasi.
Adapun faktor-faktor yang dapat mendorong angka kelahiran di
antaranya sebagai berikut:
1) kawin usia muda;
2) adanya beberapa anggapan di masyarakat, seperti:
a) anak sebagai penentu status sosial
b) punya banyak anak merasa terpandang di mata masyarakat
c) anak sebagai penerus keturunan
d) banyak anak banyak rezeki
1) kawin usia muda;
2) adanya beberapa anggapan di masyarakat, seperti:
a) anak sebagai penentu status sosial
b) punya banyak anak merasa terpandang di mata masyarakat
c) anak sebagai penerus keturunan
d) banyak anak banyak rezeki
Selain faktor pendorong di atas, terdapat pula faktor-faktor
penghambat angka kelahiran, di antaranya yaitu:
1) pelaksanaan program KeluargaBerencana (KB);
2) alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda perkawinan;
3) wanita karier, merasa repot jika mempunyai anak banyak;
4) karena suatu penyakit tertentu yang diderita perempuan, seperti kangker rahim, atau keguguran ketika melahirkan;
5) adanya ketentuan Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan umur minimal kawin seorang laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun.
1) pelaksanaan program KeluargaBerencana (KB);
2) alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda perkawinan;
3) wanita karier, merasa repot jika mempunyai anak banyak;
4) karena suatu penyakit tertentu yang diderita perempuan, seperti kangker rahim, atau keguguran ketika melahirkan;
5) adanya ketentuan Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan umur minimal kawin seorang laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun.
Jumlah Penduduk Indonesia Per Provinsi 2010
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk Indonesia terbaru tahun 2010. Totalnya penduduk RI sampai saat ini mencapai 237,56 juta jiwa.
Dari 33 provinsi yang ada, di mana kah wilayah dengan penduduk terbanyak? Menurut survei BPS, provinsi Jawa Barat adalah daerah dengan penduduk terbanyak. Tercatat, total keseluruhannya mencapai 43,02 juta jiwa.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk Indonesia terbaru tahun 2010. Totalnya penduduk RI sampai saat ini mencapai 237,56 juta jiwa.
Dari 33 provinsi yang ada, di mana kah wilayah dengan penduduk terbanyak? Menurut survei BPS, provinsi Jawa Barat adalah daerah dengan penduduk terbanyak. Tercatat, total keseluruhannya mencapai 43,02 juta jiwa.
Faktor-Faktor Demografi yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk
Secara umum ada 3faktor utama
demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang
mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, Berikut ini penjelasan
mengenai pengukuran fertilitas:
a. Pengukuran fasilitas tahunan adalah
pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah
penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
-
Tingkat fertilitas kasar (crude birth
rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000
penduduk.
-
Tingkat fertilitas umum (general
fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia
reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
-
Tingkat fertilitas menurut umur (age
specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan
pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
-
Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility rates) adalah perhitungan fertilitas
menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
b. Pengukuran fertilitas
komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang
perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukurannya adalah:
-
Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan
jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan
catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode
waktu tertentu.
- Gross reproduction rates adalah jumlah
kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya
dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri
masa produksinya.
2. Kematian (mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat
yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada
jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata
mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian
per-tahun.
3. Perpindahan (migrasi)
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk
mencari sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang
mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena over populasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat/wilayah ketempat lain dengan berbagai macam faktor, mereka berimigrasi demi mencari kehidupan yang lebh baik.
Adapun faktor-faktor migrasi tersebut adalah:
- Ekonomi,
- Politik
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan
- Alat masa depan
- Persediaan sumber alam
Dampak
Positif & Negatif Migrasi Internasional & Nasional
a.Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :
a.Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :
- Dampak Positif Imigrasi
1.
Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa
2.
Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
3.
Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan
4.
Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
- Dampak Positif Emigrasi
1.
Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain
2.
Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang
yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya
3.
Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
b. Dampak Positif Migrasi
Nasional antara lain :
- Dampak Positif Transmigrasi
1.
Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
2.
Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa
sawit, karet, coklat dan lain-lain
3.
Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
4.
Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
5.
Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
- Dampak Positif Urbanisasi
1.
Perekonomian di kota semakin berkembang
2.
Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
3.
Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
4.
Mengurangi jumlah pengangguran di desa
5.
Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
c.
Dampak Negatif Migrasi Internasional antara lain :
- Dampak Negatif Imigrasi
1.
Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
2.
Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik
seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
-
Dampak Negatif Emigrasi
1.
Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
2.
Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
d.
Dampak Negatif Migrasi Nasional antara lain :
- Dampak Negatif Transmigrasi
1.
Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran
2.
Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak
betah dan kembali ke daerah asalnya
- Dampak Negatif Urbanisasi
1.
Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
2.
Produktivitas pertanian di desa menurun
3.
Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
4.
Meningkatnya pengangguran di kota
5.
Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
6.
Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu
lintas.
Macam-macam Migrasi dan
Proses Migrasi
Berdasarkan suatu letak dan juga keamanan
individual imigrasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
• Migrasi Internasional : Migrasi internasional adalah suatu perpindahan penduduk dari satu Negara ke Negara lain.
• Migrasi Internasional : Migrasi internasional adalah suatu perpindahan penduduk dari satu Negara ke Negara lain.
Ada beberapa jenis migrasi Internasional yaitu:
1.
Imigrasi
adalah datangnya pendudukan dari suatu Negara ke Negara lain dengan tujuan
menetap atau ada sebuah pekerjaan yang memaksakan menetap dinegara itu orang
yang telah melakukan suatu imigrasi banyak yang menyebutkan dengan nama
imigran.
2. Emigrasi adlah keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain.
3. Remigrasi adalah kembalinya imigran ke Negara asalnya .
2. Emigrasi adlah keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain.
3. Remigrasi adalah kembalinya imigran ke Negara asalnya .
• Migrasi Nasional : Migrasi nasional atau internal adalah perpindahan penduduk
didalam satu Negara.
Ada beberapa jenis migrasi Nasional yaitu:
1. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
2. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduknya ke wilayah yang jarang penduduknya.
3. Fultralisasi adalah perpindahan penduduk kota ke desa dengan tujuan menetap.
1. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
2. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduknya ke wilayah yang jarang penduduknya.
3. Fultralisasi adalah perpindahan penduduk kota ke desa dengan tujuan menetap.
3 Jenis Struktur Penduduk
Ada tiga
jenis struktur penduduk :
1. Piramida Penduduk Muda
2. Piramida Stationer
3. Piramida Penduduk Tua
1. Piramida Penduduk Muda
2. Piramida Stationer
3. Piramida Penduduk Tua
Penulisan bentuk piramida penduduk
Stasioner,Muda dan Tua
1. Piramida
Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia
2. Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system in iterdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
3. Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia
2. Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system in iterdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
3. Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
Pengertian Rasio
ketergantungan
Konsep
Penduduk muda
berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif
karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang
menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak
produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah
penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat
digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia
kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini
memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Definisi
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
- Rasio Ketergantungan Mudaadalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
- Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun
Daftar Pustaka