TIPS RUMAH RAMAH LINGKUNGAN
1. Pilih perabot rumah yang ramah lingkungan
Sebelum
membeli perabot rumah yang berbahan kayu, periksa apakah bahan yang
digunakannya berasal dari hutan yang dikelola untuk industri. Ini dapat
mengurangi dampak negatif hilangnya hutan yang berfungsi sebagai
penyerap karbon dioksida, pencegah tanah longsor, dan penyedia habitat
bagi berbagai tumbuhan serta hewan.
Selain itu,
perabot rumah yang tahan lama juga dapat dipilih karena akan mengehemat
pengeluaran di masa depan dan membantu mengurangi tumpukan sampah di
tempat pembuangan.
2. Kurangi penggunaan bahan kimia
Bahan kimia buatan
manusia memang ampuh membantu membasmi serangga dan membuat perabotan
berkilau. Namun sebenarnya, kita juga pelan-pelan dibunuhnya.
Sebuah
penelitian baru-baru ini menemukan 200 senyawa industri, polutan dan
bahan kimia lainnya dalam tali pusat bayi yang baru lahir. Dari jumlah
tersebut, tujuh di antaranya adalah bahan pestisida berbahaya yang
sebagian sudah dilarang penggunaannya di Amerika lebih dari 30 tahun
lalu.
Jadi, buang semua racun itu dan
beralihlah ke bahan kimia alami, non-racun, dan sama efektifnya dalam
membasmi hama pengganggu. Bahan kimia alami mungkin saja sudah kita
miliki di dapur. Cobalah temukan informasi lebih banyak soal
penggunaannya.
3. Bantai si vampir energi
Alat-alat
rumah tangga elektronik, merekalah para vampir energi. Taring buas
mereka yang selalu menancap tajam ke colokan listrik, siang dan malam
sepanjang hari, tetap menyedot listrik meskipun kita sudah mematikannya.
Beberapa perangkat yang tetap memangsa listrik hingga mencapai 1.000
kilowatt jam setahun di setiap rumah tangga adalah pemanggang roti,
penyeduh kopi, pengering rambut, komputer, printer, dan pengisi ulang
(charger) baterai ponsel.
Langkah mudah dan praktis untuk membantai si vampir energi ini
adalah dengan menggunakan colokan yang dilengkapi dengan pembatas arus
listrik dan surge protector (pelindung dari naik-turun tegangan listrik
secara drastis dan tiba-tiba). Dengan perangkat ini, kita tak perlu
memeriksa dan mencabut setiap perangkat yang masih terhubung ke colokan
listrik. Saat hendak beristirahat atau bepergian kita hanya tinggal
menekan tombol pemutus arusnya ke posisi off.
4. Mulailah mandiri energi
Meski
belum menjadi pilihan populer, namun Indonesia kaya akan sumber energi
alternatif yang bisa jadi pilihan seperti angin, sinar matahari,
mikrohidro hingga panas bumi. Keempat sumber energi itu jauh lebih ramah
lingkungan dibandingkan pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan
batu bara sebagai sumber energi. Sebagai catatan, batu bara adalah salah
satu penyumbang besar emisi gas rumah kaca. Dan karena energi
terbarukan seperti sinar matahari dan angin dapat dimanfaatkan secara
gratis, maka beralih ke sumber energi ini dapat mengurangi tagihan
listrik.
5. Lakukan 3 R
Mulai mengaplikasikan 3 R - reduce, reuse,
recycle - dalam kehidupan sehari-hari. Caranya, kurangi (reduce)
konsumsi personal kita dari barang-barang yang tidak bisa digunakan
kembali (reuse). Akan tetapi, menggunakan kembali sebuah produk adalah
sebuah tindakan yang lebih bersahabat dengan lingkungan dibanding
mendaur ulang (recycle). Sedangkan langkah daur ulang dengan memilah
sampah yang bisa diproses kembali menjadi produk baru merupakan tindakan
yang mudah untuk membantu menjaga lingkungan.
6. Beli bahan pangan lokal
Tahukah
Anda kalau kembang kol adalah sayur yang sering menempuh perjalanan
keliling dunia? Dan tomat merupakan salah satu buah yang sering naik
pesawat terbang? Belum lagi buah-buahan lainnya yang juga diimpor dari
negara lain. Tanpa kita sadari, perjalanan buah dan sayur-mayur itu
telah menyumbang polusi dan emisi gas urmah kaca selama perjalanannya.
7. Beralihlah ke internet
Beralih
ke internet dapat membantu menyelamatkan hutan dari deforestrasi.
Sebab, lebih dari 34 juta acre (setara 157.964 hektar) pohon ditebang
setiap tahun untuk berbagai kebutuhan termasuk memproduksi kertas serta
mengakibatkan emisi karbon yang dilepas ke atmosfir naik hingga 25%.
Maka, beralihlah ke internet untuk mengurangi tumpukan surat, katalog
maupun kertas-kertas lainnya.
8. Tolak kantong plastik
Kita
sudah sangat terbiasa menerima kantong plastik saat berbelanja di toko,
supermarket atau pasar tradisional. Padahal kantong plastik yang
beredar saat ini sebagian besar berbahan dasar minyak tanah sehingga
sulit terurai secara alami. Perlu waktu ratusan tahun agar sebuah
kantong plastik dapat terurai. Kantong plastik yang dibuang ke laut juga
seringkali membuat hewan laut mati tersedak karena mengiranya sebagai
potongan makanan.
Di Indonesia saat ini sudah
mualai tersedia produk kantong plastik yang dapat terurai secara alami
dalam waktu dua tahun. Namun, mengingat waktu penguraian itu masih
terlalu lama sehingga masih berpotensi menimbulkan tumpukan sampah
plastik yang menggunung, sebaiknya kita mulai menjauhkan diri dari
kantong plastik. Dengan membawa tas kanvas yang dapat digunakan kembali
ketika berbelanja ke toko atau supermarket dan menggunakannya untuk
membawa belanjaan, maka kita sudah berpartisipasi dalam mengurangi
sampah plastik.
9. Carilah logo bintang
Sebuah
rumah rata-rata menghasilkan emisi gas rumah kaca dua kali lebih banyak
dibandingkan mobil. Sumbernya adalah perangkat elektronik yang boros
energi dan belum memenuhi standar ramah lingkungan seperti energy star
yang berlogo bintang. Dengan membeli perangkat elektronik berlogo
bintang tersebut berarti kita sudah ikut berperan mengurangi emisi gas
rumah kaca sambil memangkas sepertiga total tagihan listrik.