Fungsi
Agama
Dalam hal fungsi, masyarakat dan
agama itu berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di
masyarakat yang tidak dapat dipecahakan
secara empiris karena adanya
keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama
menjalankan fungsinya sehingga
masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan
sebagainya. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :
Fungsi edukatif.
Agama memberikan bimbingan dan
pengajaaran dengan perantara petugas-petugasnya
Fungsi penyelamatan.Bahwa setiap
manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah
mati.
Selain itu Agama juga berfungsi
sbagai:
1.Fungsi pengawasan sosial (social
control)
2.Fungsi agama sebagai kontrol
sosial yaitu :
§ Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang
dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
§ Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang
dianggap baik )dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum
Negara modern.
3.Fungsi memupuk Persaudaraan.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan
sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.
4.Fungsi transformatif.
Fungsi transformatif disini
diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama
dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.
Agama sangat universal, permanen,
dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, maka akan
sulit memahami masyarakat. Hal yang harus diketahui dalam memahami lembaga
agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi
dan struktur dari agama.
Menurut Elizabeth K. Nottingham
(1954), kaitan agama dalam masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun
tidak menggambarkan keseluruhannya secara utuha.
Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai SakralMasyarakat tipe ini kecil,
terisolasi, dan terbelakang.
Anggota masyarakatnya menganut agama yang sama. Sebab itu,
keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama.
Agama menyusup ke dalam kelompok
aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya:
1.
Agama memasukkan pengaruhnya yang
sakral ke dalam sistem masyarakat secara mutlak.
2.
Nilai agama sering meningkatkan
konservatisme dan menghalangi perubahan dalam masyarakat dan agama menjadi
fokus utama pengintegrasian dan persatuan masyarakat secra keseluruhan yang
berasal dari keluarga yang belum berkembang.
2)
Mayarakat-masyarakat Praindustri
Mayarakat-masyarakat
Praindustri yang Sedang Berkembang Masyarakatnya tidak terisolasi, ada
perkembangan teknologi. Agama memberi arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam
tiap masyarakat, pada saat yang sama, lingkungan yang sakral dan yang sekular
masih dapat dibedakan. Fase kehidupan sosial diisi dengan upacara-upacara
tertentu. Di pihak lain, agama tidak memberikan dukungan sempurna terhadap
aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan terhadap adat-istiadat.
Agama
Konflik dan Masyarakat
Sepanjang sejarah agama dapat
memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk
persaudaraan dan semangat kerjasama
antar anggota masyarakat. Namun sisi yang lain, agama juga dapat sebagai pemicu
konflik antar masyarakat beragama.
Ini adalah sisi negatif dari agama
dalam mempengaruhi masyarakat Dan hal ini telah terjadi di beberapa tempat di
Indonesia.
Pada bagian ini akan diuraikan sebab
terjadinya konflik antar masyarakat beragama khususnya yang terjadi di
Indonesia dalam perspektif sosiologi agama.
Perbedaan yang memicu konflik pada
Agama adalah :
A.
Perbedaan
Doktrin dan Sikap Mentalemua pihak
umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari
bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan itu
B.
Perbedaan
Suku dan Ras Pemeluk Agamaidak dapat
dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar
bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab
lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.
C.
Perbedaan
Tingkat KebudayaanAgama sebagai bagian dari budaya
bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia
tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam
masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern.Masalah
D.
Mayoritas
da Minoritas Golongan AgamaFenomena
konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama
pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.
Pelembagaan agama
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada,
unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama.
Sebenarnya
lembaga keagamaan adalah menyangkut hal yang mengandung arti penting tertentu,
menyangkut masalah aspek kehidupan manusia, yang dalam transendensinya,
mencakup sesuatu yang mempunyai arti penting dan menonjol bagi manusia.
Bahkan sejarah
menunjukkan bahwa lembaga-lembaga keagamaan merupakan bentuk asosiasi manusia
yang paling mungkin untuk terus bertahan.
Dalam kaitannya
dengan lembaga sosial yang ada dalam masyarakat, hendaknya cara berpikir
sosiologis dipusatkan pada lembaga-lembaga kecil dan besar, serta gabungan
lembaga-lembaga yang merupakan sub-sub sistem dalam masyarakat.
Para sosiolog
cenderung untuk memperhatikan paling sedikit 4 kelompok lembaga-lembaga yang
penting (yang dapat dijabarkan ke dalam kategori-kategori yang lebih kecil dan
khusus), yakni:
1. Lembaga-lembaga politik yang ruang lingkupnya adalah penerapan kekuasaan dan monopoli padapenggunaankekuasaansecara sah.
2. Lembaga-lembaga ekonomi yang mencakup produksi dan distribusi barang dan
jasa.
3. Lembaga-lembaga integrative-ekspresif, yang menurut Inkeles adalah (Alex
inkeles 1965: 68).
“… Those dealing with the arts, drama, and recreation..This group also includes institutions which deal with ideas, and with the transmission of received values. We may, therefore, include scientific, religius, philosophical, and educational organizations within this category”.
“… Those dealing with the arts, drama, and recreation..This group also includes institutions which deal with ideas, and with the transmission of received values. We may, therefore, include scientific, religius, philosophical, and educational organizations within this category”.
4. Lembaga-lembaga kekerabatan mencakup kaedah-kaedah yang mengatur
hubungan seksual serta pengarahan terhadap golongan muda.
Walaupun tampaknya, suatu lembaga memusatkan perhatian terhadap suatu aspek kemasyarakatan tertentu, namun di dalam kenyataan lembaga-lembaga tersebut saling berkaitan secara fungsional.
Walaupun tampaknya, suatu lembaga memusatkan perhatian terhadap suatu aspek kemasyarakatan tertentu, namun di dalam kenyataan lembaga-lembaga tersebut saling berkaitan secara fungsional.