Masyarakat Pedesaan dan
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat Perkotaan, Aspek-aspek Positif dan Negatif
Kota mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
1. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
2. Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Marilah sekarang
kita meminjam teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya
mempunyai ciri-ciri :
1.Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas
2. Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri
3. Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme
4. Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
5. Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
5. Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.
Berikut adalah
aspek positif dan negatif dari masyarakat perkotaan.
POSITIF
|
NEGATIF
|
KARAKTERISTIK
INDIVIDUAL SEHINGGA HIDUP LEBIH MANDIRI
|
TERLALU INDIVIDUAL SEHINGGA RASA
KEKELUARGAAN PUDAR
|
PERBEDAAN STATUS SOSIAL YANG SANGAT JELAS SEHINGGA TERJADI
KECEMBURUAN SOSIAL
|
|
SANGAT
MENGEJAR KEHIDUPAN KEDUNIAWIAN
|
SEHINGGA KEHIDUPAN KEAGAMAANNYA
SERING TERABAIKAN
|
JALAN
KEHIDUPAN YANG CEPAT SEHINGGA LEBIH DISPLIN WAKTU
|
HIDUP MENJADI PASIF DAN MEMBOSANKAN
|
TERBUKA
DARI DUNIA LUAR SEHINGGA CEPAT MENERIMA TEKNOLOGI-TEKNOLOGI BARU
|
KEBUDAYAAN ASING YANG KURANG BAIK
DAPAT TERBAUR DENGAN MUDAH
|
Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan
yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan
seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik,
kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti:
1. Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
2. Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan.
1. Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
2. Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan.
3. Penetrasi kota
ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa.
4. ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang
bersifat kedesaan ke kota.
Dari keempat
hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses
sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam
kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Aspek positif dan negatif
Seperti yang telah di jelaskan di
pembahasan sebelumnya masyarakat kota dan desa saling mempengaruhi satu sama
lain sehingga sulit untuk dipisahan, tentu semuanya memliki aspek positif dan
negatif, berikut adalah beberapa aspek positif dan negatif dari hubungan
masyarakat desa dan perkotaan.
POSITIF
|
NEGATIF
|
MASUKNYA TEKNOLOGI KE DESA
|
HILANGNYA CARA-CARA TRADISIONAL YANG
BIASA DIPAKAI TURUN TEMURUN
|
PERBAIKAN SARANA-PRASARANA TRANSPORTASI
|
BERTAMBAHNYA POLUSI AKIBAT VOLUME KENDARAAN YANG MENINGKAT
|
MASUKNYA PRODAK-PRODAK MODERN
|
INDUSTRI RUMAHAN TERSINGKIR
|
PERBAIKAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN DI DESA
|
HILANGNYA NILAI KEBUDAYAAN DARI BANGUNAN-BANGUNAN YANG DI
RENOVASI
|
Masyarakat Pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut
Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan
hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri ciri sebagai berikut :
1. mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
1. mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Ciri-ciri
Masyarakat desa
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Afektifitas : ada hubungannya
dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya
dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah
yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2.
Orientasi : kolektif sifat ini
merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri,
tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan
keseragaman persamaan.
3.
Partikularisme: pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,
perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme)
4.
Askripsi : yaitu
berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah
merupakan kebiasaan atau keturunan.
5.
Kekabaran : Sesuatu yang tidak
jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan
eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan
sesuatu.
Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat
terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari
luar.
Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota
yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem
yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial
yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang bisa dikatakan "berlawanan"
. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat
menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
MASYARAKAT
PEDESAAN
|
MASYARAKAT
PERKOTAAN
|
PERILAKU HOMOGEN
|
PERILAKU HETEROGEN
|
ERILAKU YANG DILANDASI OLEH KONSEP
KEKELUARGAAN DAN KEBERSAMAAN
|
PERILAKU
YANG DI LANDASI OLEH KONSEP PENGANDALAN DIRI DARI KELEMBAGAAN
|
PERILAKU BERTOLERANSI PADA TRADISI
DAN STATUS
|
PERILAKU YANG BERORIENTASI PADA
RASIONALITAS DAN FIUNGSI
|
ISOLASI SOSIAL SEHINGGA STATIK
|
MOBULITAS
SOSIAL SEHINGGA DINAMIK
|
KESATUAN DAN KEUTUJAN KULTURAL
|
KEBAURAN DAN DIVERSIFIKASI KKLTURAL
|
BANYAK RITUAL DAN NILAI-NLAI SAKRAL
|
BIROKRASI
FUNGSIONAL DAN NILAI-NILAI SEKULAR
|
KOLEKTIVISME
|
INDIVIDUALISME
|
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat
dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan
lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan
(Soekanto, 1994).
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada
mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu
masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan sosial
5) stratifiksi sosial
6) mobilitas sosial
7) pola interaksi sosial
8) solidaritas sosial
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
Ciri ciri tersebut antara lain :
1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan sosial
5) stratifiksi sosial
6) mobilitas sosial
7) pola interaksi sosial
8) solidaritas sosial
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar